Semula
dia pikir negara paling kotor dan jorok adalah Pakistan atau
Bangladesh, akan tetapi apa yang dia lihat di India menjadikannya
berkesimpulan Indialah negara paling kotor dan jorok di dunia. Betapa
tidak menurut penglihatan secara langsung oleh TS menceritakan bahwa
bukan hanya sampah yang bisa dijumpai disana sini melainkan juga kotoran
hewan dan manusia serta bau yang tak tertahankan.
Belum
lagi kala TS berkunjung ke sungai Gangga yang disucikan dan menjadi
legendaris di dunia, banyak hal yang menurutnya sangat tidak bisa
dipercaya dimana di sungai suci Gangga yang sering dijadikan tempat
mandi, mensucikan diri bahkan airnya untuk diminum terdapat banyak
bangkai hewan bahkan mayat manusia mengapung diatasnya. Pemandangan yang
sebelumnya tidak pernah dia lihat dibelahan dunia manapun.
Sungai Gangga dijadikan bukan hanya untuk kepentingan ritual melainkan untuk kebutuhan sehari hari mayarakat
Apa
yang dilihat oleh TS tersebut memang fakta nyata benar adanya, namun
kenapa masyarakat India tetap meyakini kesuciannya? Ya jelas karena
keyakinan dan agama yang memang harus diimani, tapi bagaiman penjelasan
ilmiahnya, berikut kutipan ruanghati.com dari sebuah penjelasan
ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan barat mengenai hal-hal aneh
yang ada di seputar kejorokan sungai Suci Gangga, yang dikutip
ruanghati.com dari situs Parisada Hindu Dharma sebagai berikut,
Percaya
bahwa pada hakekatnya badan kasar manusia itu tak berbeda dengan
pakaian. Jika ia sudah robek atau usang, dapat dibuang begitu saja.
Badan kasar manusia, terbentuk dari unsur panca maha bhuta, yakni:
pertiwi, membentuk tulang-tulang dan daging; apah membentuk segala
cairan dalam tubuh; bayu membentuk udara yang diperlukan dalam
pernafasan; teja membentuk panas badan dan sinar mata; dan akasa
membentuk rambut dan bulu. Unsur-unsur pembentuk badan kasar tersebut,
sama dengan unsure kasar tersebut, sama dengan unsur yang membentuk
alam sementa ini. Oleh karena itulah, umat Hindu membakar jenazah,
yang bertujuan untuk mempercepat proses kembalinya unsur tersebut
kepada asalnya, yaitu alam semesta.
Burung pemakan bangkai sedang berada diatas mayat yang mengambang di sungai Gangga
Umat
Hindu di India, terutama yang bertempat tinggal disekitar sungai
Gangga dan Yamuna, mereka yang mampu, dapat malakukan pembakaran mayat
dengan sempurna. Tetapi bagi mereka yang tidak mampu, membakar mayat
hanya sampai habis kayu api yang dapat disediakan. Sedangkan
tulang-tulang yang belum menjadi abu, dibuang begitu saja ke sungai
tersebut. Malahan pada saat terjadinya wabah, yang banyak menimbulkan
kematian, sehingga tidak mungkin mempu membakarnya, maka mayat-mayat
itu dihanyutkan begitu saja ke Sungai Gangga ataupun Sungai Yamuna.
Pada saat seperti inilah, pamandangan di Sungai Gangga, yang penuh
dengan bangkai bergelimpangan itu sangat mejijikkan dan mengerikan.
"Mengapa
tidak menguburkannya saja, dari pada mayat-mayat itu dihanyutkan ke
sungai?” Karena kepercayaan yang sangat dalamlah, mereka memilih
menghanyutkan dari pada menguburkannya. Air Sungai Gangga tetap
suci, walaupun dikotori dengan bangkai. Kesuciannya laksana bunga
teratai yang tumbuh di kolam berlumpur. Walaupun airnya keruh tetapi
teratai itu tetap berbunga cemerlang tak ternodai Lumpur sedikit pun.
Pemandangan lain dari sudut sungai Gangga
Keanehan-keanehan
disekitar sungai Gangga dan Yamuna tersebut, dapat mengundang ahli
–ahli ilmu pengetahuan Barat. Para ahli tersebut, biasanya tidak mudah
percaya begitu saja. Sebelum kebenarannya dapat dibuktikan secara
ilmiah.
Dr. D,Herelle Seorang
dokter bangsa Perancis yang terkenal, suatu hari melihat sendiri,
mayat-mayat mengambang di Sungai Gangga. Mayat-mayat yang
bergelimpangan di sungai itu, merupakan korban-korban keganasan wabah
kolera dan desentri. Di hilir tidak jauh dari mayat-mayat yang
menjijikkan itu, dilihat pula oleh Dr. D,Herele, orang-orang mandi
dengan asyiknya. Malahan diantara mereka ada yang meminum air sungai
tanpa merasakan jijik. Tetapi mengapa mereka tidak ketularan kolera dan
desentri yang kejam itu? Aneh! Dr. D,Herele, yang tahu betul tentang
medis sangat keheranan menyaksikan keajaiban dunia yang satu ini.
Sebagai
seorang ilmuwan, dokter Prancis itu terpanggil untuk menyelidikinya.
Ia pulang, kemudian mengumpulkan kuman-kuman itu dibawanya ke tepian
Sungai Gangga. Dan dicampur dengan air Sungai Gangga yang telah
diambilnya dengan gelas. Terkejutlah! Dokter itu keheranan. Ternyata,
dalam waktu yang relative singkat, kuman-kuman kolera dan desentri itu
mati.
Penyelidikan pun dilanjutkan. Dr. D,Herelle
mendekati mayat-mayat yang mengambang di Sungai Gangga. Dengan
menggunakan mikroskopnya mulai penyelidikannya yang kedua. Terlihatlah
olehnya, ternyata kira-kira setengah meter dari mayat-mayat itu, tak
seekor pun kuman desentri dan kolera yang hidup. Dari hasil
penyelidikkannya Dr. D,Herelle menyatakan, "suatu mineral yang tak
dikenal, yang terkandung oleh air sungai Gangga, bisa membunuh
kuman-kuman penyakit”.
Dr.
G.E. Nelson, yaitu seorang dokter berkebangsaan Inggris, juga
mengadakan penyelidikan. Ia membuktikan, bahwa kapal-kapal yang
berlayar dari Calcutta, pelabuhan India paling timur , yang menuju
Inggris, mengambil air perbekalannya dari Sungai Hugli. Sungai Hugli,
adalah suatu muara Sungai Gangga yang airnya paling kotor. Walau
kapal-kapal itu berlayar berbulan-bulan, ternyata air yang dibawanya
masih segar, tidak berbau. Sedangkan kapal-kapal yang berlayar dari
Inggris menuju India, mengambil air perbekalan dari Pelabuhan Inggris,
setelah kapal-kapal itu berlayar selama satu minggu, setibanya di
pelabuhan India terbarat, Bombay air perbekalannya sudah berbau busuk,
tidak dapat diminum lagi, walaupun air perbekalan itu telah diganti
terusan Suez atau di Aden (Laut merah). Dari hasil penyelidikannya itu
Dr. G.E. Nelson berpendapat, "Air sungai Gangga, mengandung
anasir-ansir, yang tak dikenal, sehingga air itu tahan berbulan-bulan”.
Bahkan telah dibuktikan, bahwa air Sungai Gangga itu dapat bertahan
bertahun-tahun.
Mayat mengambang dan membusuk kadang menjadi pemandangan yang biasa di sungai Gangga
Seorang
sarjana Amerika yang berasal dari Kanada, Dr. F.G. Harrison, juga
mengadakan penyelidikan terhadap keajaiban Sungai Gangga. Setelah
melakukan penyelidikan, Ia berkata: "Suatu keajaiban alam yang belum
dapat diterangkan. Ternyata, kuman-kuman kolera dan lain-lainnya, mati
dengan cepatnya, setelah dalam air sungai Gangga. Anehnya, khasiat
pembunuh kuman dari Sungai Gangga itu, akan hilang, jika air itu
dimasak. Dan jika air Sungai Gangga dicampur dengan air lain, air sumur
diterpian Sungai Gangga sekalipun, dengan seketika kuman-kuman
penyakit tidak mati malah akan berkembang biak dengan cepatnya.”
Seorang
doter Prancis yang paling laku di negerinya, memilih tinggal di tepi
Sungai Gangga. Ia meninggalkan negerinya, setelah mengetahui Khasiat
dari Sunga Gangga. Dan kini, ia menjadi sorang sadhu, orang suci Hindu.
Seorang
Amerika, yang baru mendapat title dotor dalam filsafat dari Benares
Hindu University (BHU) sejak menulis thesisnya, ia meninggalkan asrama
walaupun asrama itu mewah. Ia memilih hidup di sebuah perahu, yang
mengambang ditepian Sungai Gangga. Kalau ia mandi, tidak pernah memakai
sabun. "Percuma”, katanya. Ia percaya bahwa air Sungai Gangga saja
sudah membunuh segala kuman yang mungkin ada di badan.
Jadi,
setelah kita mendengar pembutian-pembuktian ini, menganggap wajarlah,
bila orang-orang Hindu dari segenap penjuru, datang dan mandi di
Sungai Gangga maupun di Sungai Yamuna. Mereka datang, karena
terpanggil oleh keistimewaan kedua sungai itu, keistimewaan yang tak
ada duanya di dunia ini. Bagi yang belum percaya, walau sudah diadakan
penyelidikan-penyelidikan, silahkan datang sendiri ke sana dan
mengadakan penyelidikan.
Memang
ada beberapa hal di dunia ini yang susah dicerna akal pikiran dan
rasio, terutama masalah keyakinan, karena keyakinan dan iman merupakan
hasil dari olah spiritual setiap manusia, dan apa yang dirasakan jiwa
setiap manusia berbeda, apa yang benar menurut orang belum tentu
menurut kita demikian juga sebaliknya, jadi toleransi merupakan hal
yang bijak menjembatani hal ini.