Tegur Polisi SMS saat berkendara, malah digebuki Polisi. Polisi
ada karena mempunyai tugas untuk melindungi rakyat atau warga negara.
Polisi bukan pekerjaan dan juga bukan jabatan, tapi Polisi adalah
Pengabdian. Itu mungkin yang tersirat di benak saya kalau berbicara
tentang Polisi.
Tapi itu hanya pemikiran saya tentang Polisi itu seharusnya. Banyak
sekali oknum-oknum polisi yang keluar dari jalur yang seharusnya. Merasa
lebih kuat, merasa lebih jago, merasa lebih punya hak, merasa lebih
pinter dan ujung-ujungnya merasa paling benar karena merasa telah
menyelamatkan Indonesia. Dan mungkin berkata "Apa yang telah kalian
lakukan dan berikan untuk Indonesia?".
Tulisan ini dibuat bukan untuk memprovokasi, tapi hanya sebagai kaca
pribadi bagi semua orang khususnya oknum yang terkait dan yang merasa
dirinya. Seperti apakah keadilan yang sesungguhnya? Dan bagaimanakah
seharusnya orang yang mengabdikan dirinya untuk rakyat Indonesia?!
Sedikit melihat cerminan bagaimana para pelindung rakyat kita
mengabdikan dirinya terhadap yang harus dilindunginya. Agak miris
memang; Polisi gebuki orang yang mengingatkanya:
Bantul - Mashono Rio Kertonegoro (21) warga Sitimulyo, Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (21/8)
menjadi korban pengeroyokan delapan orang oknum polisi hingga harus
rawat inap di Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta.
"Pengeroyokan tersebut dilakukan sekitar lima hingga delapan polisi lalu
lintas, setelah sebelumnya saya mengingatkan seorang polisi agar tidak
mengendarai sepeda motor sambil ber-SMS," kata Mashono saat ditemui di
Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta, Minggu (22/8).
Menurut dia, kejadian tersebut bermula saat dirinya melintas di Jalan
Wonosari KM 12,5 tepatnya di sekitar Tegalyoso, Sitimulyo Piyungan. Dari
arah barat yang tiba-tiba dikejutkan seorang polisi yang mengendarai
sepedamotor sambil beraktivitas dengan telepon genggamnya hingga dirinya
terpepet dan hampir terjatuh dari kendarannya.
"Saya terpepet dan polisi tersebut sepertinya tidak sadar dengan apa
yang dilakukan, sehingga saya kemudian meminta agar dia tidak berkendara
sambil ber-SMS," katanya.
Ia mengatakan, mendapat teguran darinya, oknum polisi tersebut mencoba
untuk mengelak dan mengatakan bahwa dia tidak ber-SMS, melainkan hanya
melihat tanda waktu yang ada di telepon genggam. "Pernyataan tersebut
saya bantah karena oknum polisi tersebut jelas memakai jam tangan, jadi
tidak cukup alasan jika hanya untuk melihat waktu," tuturnya.
Mashono mengatakan, bantahan darinya tersebut membuat oknum polisi marah
dan mulai emosi. "Karena oknum polisi itu justru marah-marah maka saya
kemudian mengancam akan melapor ke atasannya," ujarnya.
Ia mengatakan, kebetulan tidak jauh dari tempat kejadian itu jajaran
Satlantas Polres Bantul sedang menggelar razia kendaraan bermotor dari
arah berlawanan dan polisi yang diingatkan tersebut ternyata juga
merupakan bagian dari petugas yang tengah melakukan razia.
"Saya kemudian mendatangi seorang perwira polisi berpangkat inspektur
polisi dua (Ipda) yang tampak memimpin razia. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa berkendara sambil ber-SMS itu sangat membahayakan pengendara
lainnya. Untuk itu, pimpinannya harus saya beritahu. Apalagi saya juga
nyaris terjatuh gara-gara perbuatan itu," ungkapnya.
Terhadap perwira tersebut, Mashono kemudian mengatakan bahwa tindakan
polisi yang berkendara sambil ber-SMS itu melanggar UU No 2 tahun 2009
tentang Lalu-Lintas. "Saya juga mengatakan kalau polisi tersebut tidak
bisa beralasan melihat jam, sebab ditangannya sudah melingkar jam
tangan," katanya.
Mashono mengatakan, entah kenapa tiba-tiba, polisi yang ber-SMS sambil
berkendara ini kemudian memegang tangannya dan kemudian mendorongnya.
"Saat ada yang berbuat kasar, saya meminta kepada perwira itu agar anak
buahnya tidak kasar terhadap masyarakat. Namun perwira tersebut justru
terlihat diam saja dan saya kembali dipukul dari belakang," katanya.
Bahkan setelah itu, sejumlah polisi juga melakukan pemukulan dari
belakang sampai beberapa kali. "Setelah mendapatkan beberapa kali
pukulan akhirnya saya ambruk dan perwira polisi tersebut baru melerai,"
katanya.
Kalau berbicara soal jasa dan hal yang baiknya, itu tidak perlu dibahas,
karena memang sudah seharusnya. Nggak mungkin kan kita mengkritik
perbuatan baiknya?! Hanya sebagai bahan renungan.
Komentarnya ya...